Posted by : Unknown Sabtu, 06 September 2014

Sejarah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck 

 

 
Sebelum menjelaskan tentang peristiwa tenggelamnya kapal, sebaiknya kita terlebih dulu mengenal kapal Van Der Wijck ini. SS Van Der Wijck merupakan kapal pengangkut penumpang dan barang yang menggunakan tenaga uap. Kapal ini dibuat pada tahun 1921. Perusahaan pembuat badan dan mesin kapal adalah Perusahaan Fijenoord (Maatschappij Fijenoord N.V Feyenord Rotterdam). Kemudian kapal ini dimiliki oleh Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM). KPM sendiri merupakan perusahaan yang dikemudian hari menjadi cikal bakal Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI). Kapal ini mendapatkan nama panggilan “de meeuw” atau “The Seagull” karena figur kapal ini sangat anggun dan tenang.

      Pada saat pelayaran terakhirnya, Van Der Wijck tengah menempuh rute dari Bali ke Semarang. Dalam perjalanannya tersebut, Van Der Wijck akan terlebih dulu ke Surabaya. Selepas berlabuh sejenak di Surabaya inilah kapal ini mengalami sejumlah masalah. Yang berakibat pada tenggelamnya kapal tersebut. Peristiwa tenggelamnya kapal tersebut terjadi pada 20 Oktober 1936. Hocking dalam bukunya Dictionary of Disaster at Sea during the Age of Steam menyebutkan jika “ The Dutch steamship Van Der Wijck, on passage Surabaya to Tandjung Priok, capsized and sank in heavy weather near Tandjong Pakis, between Surabaya and Semarang.” Lokasi ini jika menilik pada letak monumen Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, maka diidentifikasikan di Perairan Lamongan sekarang. Tepatnya di kecamatan Brondong, Lamongan, Jawa Timur.
  
     Jumlah penumpang pada saat itu adalah 187 warga pribumi dan 39 warga Eropa. Jumlah awak kapalnya terdiri dari seorang kapten, 11 perwira, seorang telegrafis, seorang steward, 5 pembantu kapal dan 80 ABK dari pribumi. Sementara jumlah korban dari tenggelamnya kapal ini menurut wikipedia adalah 4 orang meninggal dan 49 hilang. Sementara koran de Telegraaf tanggal 22 Oktober 1936 menyebutkan jika 42 korban hilang. Simpang siurnya data ini akibat banyak penumpang yang tidak tercatat dalam manifes kapal. Salah satu kemungkinannya adalah kuli angkut pribumi yang ada di kapal.

     Peristiwa ini yang kemudian diambil menjadi judul dan setting dari Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck karya Haji Abduk Malik Karim Amrullah atau yang dikenal sebagai Hamka. Novel ini sendiri baru dipublikasikan tahun 1938 atau 2 tahun pasca peristiwa Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck yang sebenarnya.

     Van der Wijck pertama kali diterbitkan sebagai cerita bersambung dalam majalah Islam mingguan Hamka di Medan Pedoman Masjarakat pada tahun 1938. Menurut Yunan Nasution, salah satu karyawan majalah tersebut, ketika majalah itu dikirimkan ke Kutaraja, Aceh (kini Banda Aceh), banyak pembaca yang telah menunggu di stasiun kereta api agar bisa membaca bab berikutnya secepat mungkin. Hamka juga menerima surat dari beberapa pembaca, yang beranggapan bahwa novel itu mencerminkan kehidupan mereka. Namun, beberapa orang Muslim konservatif menolak Van der Wijck; mereka menyatakan bahwa seorang ulama harusnya tidak mengarang cerita tentang percintaan.

     Setelah mendapat sambutan yang hangat itu, Hamka memutuskan untuk menerbitkan Van der Wijck sebagai novel dengan usaha penerbitan milik temannya, M. Syarkawi; dengan menggunakan penerbit swasta Hamka tidak dikenakan sensor seperti yang berlaku di Balai Pustaka. Cetakan kedua juga dengan penerbit Syarkawi. Lima cetakan berikutnya, mulai pada tahun 1951, dengan Balai Pustaka. Cetakan kedelapan pada tahun 1961, diterbitkan oleh Penerbit Nusantara di jakarta hingga tahun 1962, novel ini telah dicetak lebih dari 80 ribu eksemplar. Cetakan setelah itu kemudian diterbitkan oleh Bulan Bintang. Novel Hamka ini juga pernah diterbitkan di Malaysia beberapa kali.

     Kritikus sastra Indonesia beraliran sosialis, Bakri Siregar menyebut Van der Wijck sebagai karya terbaik Hamka. Kritikus lain, Maman S. Mahayana, berpendapat bahwa novel ini mempunyai karakterisasi yang baik dan penuh ketegangan; Maman beranggapan bahwa ini mungkin karena novel ini awalnya diterbitkan sebagai cerita bersambung,
Demikianlah sedikit yang bisa saya share.. semog dapat menambah pengetahuan kita dalam dunia karya anak bangsa.. Terima kasih telah berkunjung..

 

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Popular Post

Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Dunia Komputer -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -